HYGIENE PERUSAHAAN KERJA

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Dari aspek ekonomi penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu perusahaan adalah sangat menguntungkan, karena tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah untuk meningkatkan produktivitas seoptimal mungkin. Dengan tidak terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat kerja maka berarti tidak adanya absentisme para pekerja. Selain itu, dengan meningkatnya status kesehatan yang seoptimal mungkin bagi setiap pekerja, sudah barang tentu aka berpengaruh terhadap meningkatnya produktivitas. Tidak adanya absentisme (atau rendanya angka absentisme) dan meningkatnya status kesehatan pekerja ini jelas akan meningkatkan efisiensi, yang bermuara terhadap meningkatkan keuntungan perusahaan.
Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setingi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui-usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Kesehatan kerja ini merupakan terjemahan dari occupational health yang cenderung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi masalah-masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam arti usaha-usaha preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif, hygiene penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya dan sebagainya.
Secara implisit rumusan atau batasan ini bahwa hakikat kesehatan kerja mencakup 2 hal, yakni: pertama, sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setingi-tingginya. Tenaga kerja disini mencakup antara lain: buruh atau karyawan, petani, nelayan, pekerja-pekerja sektor nonformal, pegawai negeri dan sebagainya. Kedua, sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktivitas (Sumakmur, 1991).


B.       RUMUSAN MASALAH
1.         Apakah pengertian hygiene perusahaan kerja?
2.         Apakah tujuan dari hygiene perusahaan kerja?
3.         Apa sajakah manfaat dari hygiene perusahaan ?
4.         Apa sifat-sifat dari hygiene perusahaan kerja?
5.         Bagaimana ruang lingkup dari hygiene perusahaan kerja?
6.         Apa saja prinsip-prinsip dasar dari hygiene perusahaan kerja?
7.         Apa saja kegiatan-kegiatan hygiene perusahaan dan kesehatan kerja ?
8.         Bagaimanakah lingkup kerja yang sehat ?

C.    TUJUAN
1.         Tujuan Umum
Agar pembaca dapat mengetahui, memahami dan mengaplikasikan mengenai hygiene di perusahaan atau tempat kerja. Sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan di tempat kerja dan meningkatkan status kesehatan pekerja.
2.      Tujuan Khusus
a.         Mengetahui pengertian dari hygiene perusahaan kerja
b.        Mengetahui tujuan dari hygiene perusahaan kerja
c.         Mengetahui manfaat dari hygiene perusahaan kerja
d.        Mengetahui sifat-sifat dari hygiene perusahaan kerja
e.         Mengetahui ruang lingkup dari hygiene perusahaan kerja
f.         Mengetahui prinsip-prinsip dasar dari hygiene perusahaan kerja
g.        Mengetahui kegiatan-kegiatan hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
h.        Mengetahui lingkup kerja yang sehat


BAB II
PEMBAHASAN

A.      DEFINISI
Hygiene adalah spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta praktiknya dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang penghasilannya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan perusahaan dengan menitik beratkan kepada tindakan pencegahan, agar pekerja dan masyarakat disekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Hygiene perusahaan adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau suatu upaya untuk mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan. Selain itu, hygiene perusahaan dan kesehatan kerja juga merupakan bagian dari usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil-hasil produksi perusahaan.
Menurut Thomas J. Smith : “hygiene industri atau perusahaan dianggap sebagai  ilmu dan seni yang mampu mengantisipasi, mengenal, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya faktor-faktor yang timbul di dalam lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan dan ketidakefisienan kepada masyarakat yang berada di lingkungan kerja tersebut maupun kepada masyarakat yang berada diluar industri”.
Jadi, hygiene industry merupakan aspek perlindungan bagi kesehatan tenaga kerja dan sarana untuk membina dan mengembangkan tenaga kerja menjadi sumber daya manusia yang disiplin, dedikatif, penuh tanggung jawab dan mampu bekerja secara produktif dan efisien.




B.       TUJUAN HYGIENE PERUSAHAAN KERJA
1.         Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas, dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.
2.         Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi. Oleh karena hakikat tersebut selalu sesuai dengan maksud dan tujuan pembangunan didalam suatu negara maka Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja selalu harus diikut sertakan dalam pembangunan tersebut.
3.         Agar masyarakat pekerja dapat mencapai keadaan kesehatan yang sebaik-baiknya, baik fisik, mental maupun social.
4.         Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya pencemaran perusahaan.
5.         Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan masyarakat konsumen.
6.         Untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas pekerja sehingga meningkatkan produksi perusahaan.

C.      MANFAAT HYGIENE PERUSAHAAN KERJA
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan hygiene perusahaan atau industri, yaitu :
1.         Mencegahan dan memberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.
2.         Dapat memelihara dan meningkatan kesehatan tenaga kerja.
3.         Dapat memeliharaan dan meningkatan efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia.
4.         Memberantasan kelelahan kerja dan meningkatan kegairahan kerja.
5.         Memelihara dan meningkatkan hygiene dan sanitasi perusahaan pada umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan, cara pembuangan sampah, atau sisa-sisa pengolahan dan sebagainya.
6.         Memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan.
7.         Memberikan perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahaya-bahaya yang mungkin di timbulkan oleh hasil-hasil produksi perusahaan.
D.      SIFAT-SIFAT HYGIENE PERUSAHAAN KERJA
1.         Jenis sifat-sifat Hygiene Perusahaan :
a.         Sasaran adalah lingkungan kerja
b.        Bersifat tehnik
2.         Jenis sifat-sifat kesehatan kerja yaitu :
a.         Sasaran adalah manusia
b.        Bersifat medis

E.       RUANG LINGKUP HYGIENE PERUSAHAAN KERJA
Ruang lingkup kegiatan atau aktifitas hygiene industry, mencakup kegiatan mengantisipasi, mengenal, mengevaluasi, dan mengendalikan.
1.         Mengantisipasi
Antisipasi merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan risiko di tempat kerja. Tahap awal dalam melakukan atau penerapan higiene industry atau perusahaan di tempat kerja. Adapun tujuan dari antisipasi adalah :
a.         Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini sebelum muncul menjadi bahaya dan risiko yang nyata.
b.        Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki.
c.         Meminimalisasi kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki.
2.         Mengenal
Mengenal atau rekognisi merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih detail dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan suatu hasil yang objektif dan bisa dipertanggung- jawabkan. Dimana dalam rekognisi ini kita melakukan pengenalan dan pengukuran untuk mendapatkan informasi tentang konsentrasi, dosis, ukuran (partikel), jenis, kandungan atau struktur, dan sifat. Adapun tujuan dari pengenalan, yaitu :
a.         Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat, kandungan, efek, severity, pola pajanan, besaran).
b.        Mengetahui sumber bahaya dan area yang  berisiko.
c.         Mengetahui pekerja yang berisiko.
3.         Mengevaluasi
Pada tahap penilaian/evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran, pengambilan sampel dan analisis di laboratorium. Melalui penilaian lingkungan dapat ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran dan standar yang berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau tidaknya korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan lingkungannya, serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja. Tujuan dari pengukuran dalam evaluasi, yaitu :
a.         Untuk mengetahui tingkat risiko.
b.        Untuk mengetahui pajanan pada pekerja.
c.         Untuk memenuhi peraturan (legal aspek).
d.        Untuk mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan.
e.         Untuk memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki pekerja.
f.         Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik.
4.         Pengendalian
Pengendalian faktor–faktor lingkungan kerja sesungguhnya dimaksudkan untuk menciptakan atau memelihara lingkungan kerja agar tetap sehat dan aman atau memenuhi persyaratan kesehatan dan norma keselamatan, sehingga tenaga kerja terbebas dari ancaman gangguan kesehatan dan keamanan atau tenaga kerja tidak menderita penyakit akibat kerja dan tidak mendapat kecelakaan kerja. Ada beberapa bentuk pengendalian atau pengontrolan di tempat kerja yang dapat dilakukan, yaitu :
a.         Eliminasi : merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya serta menghentikan semua kegiatan pekerja di daerah yang berpotensi bahaya.
b.        Substitusi : Modifikasi proses untuk mengurangi penyebaran debu atau asap, dan mengurangi bahaya, pengendalian bahaya kesehatan kerja dengan mengubah beberapa peralatan proses untuk mengurangi bahaya, mengubah kondisi fisik bahan baku yang diterima untuk diproses lebih lanjut agar dapat menghilangkan potensi bahayanya.
c.         Isolasi : Menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan pekerja dengan menempatkannya di tempat lain atau menjauhkan lokasi kerja yang berbahaya dari pekerja lainnya, dan sentralisasi kontrol kamar.
d.        Engineering kontrol : Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain pekerja.
e.         Administrasi kontrol : Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja.
f.         APD (Alat Pelindung Diri) : langkah terakhir dari hirarki pengendalian.

F.     PRINSIP DASAR HYGIENE PERUSAHAAN KERJA
Untuk penerapan hygiene perusahaan di tempat kerja suatu perusahaan akan di perlukan pemahaman terhadap tiga prinsip dasar yaitu :
1.         Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja.
Pengenalan dalam prinsip dasar penerapan hygiene industri atau perusahaan yang pertama adalah pengenalan terhadap bahaya faktor–faktor yang timbul di lingkungan kerja sebagai akibat penerapan teknologi proses produksi suatu industri (yang meliputi faktor kimia, faktor fisik, faktor ergonomik dan faktor biologi) yang dapat berpengaruh buruk kepada pekerjaan dan lingkungan kerja, yang terhadap tenaga kerja dapat mengakibatkan gangguan kesehatan (sakit) yang akan mencakup pengetahuan dan pengertian tentang berbagai jenis bahaya serta pengaruhnya terhadap kesehatan tenaga kerja atau akibat–akibat yang dapat ditmbulkan kepada kesehatan tenaga kerja. Penilaian atau evaluasi terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja.
2.         Hygiene industry atau perusahaan evaluasi
Di dalam higiene industry atau perusahaan evaluasi adalah proses pengambilan keputusan untuk menilai tingkat resiko pajanan dari bahaya semua faktor yang timbul (yang ada) di lingkungan tempat kerja kepada tenaga kerja, sebagai akibat penerapan teknologi proses produksi suatu industry ( termasuk faktor kimia, faktor fisik, faktor ergonomic, dan faktor biologi ). Kebutuhan untuk melakukan evaluasi terhadap bahaya tersebut didorong oleh suatu kenyataan bahwa faktor yang timbul dilingkungan tempat kerja dapat menyebabkan sakit, lika, cacatdan kematian yang lebih cepat kepada tenaga kerja yag terpajan kepadanya. Maka dengan evaluasi telah diperoleh suatu manfaat yang berupa keinginan melakukan upaya pencegahan terhadap pajanan faktor–faktor lingkungan kerja yang berbahaya yang dapat menghasilkan pengaruh yang merugikan kesehatan.
3.         Pengendalian terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja.
Pengendalian faktor–faktor lingkungan kerja sesungguhnya dimaksudkan untuk menciptakan atau memelihara lingkungan kerja agar tetap sehat dan aman atau memenuhi persyaratan kesehatan dan norma keselamatan, sehingga tenaga kerja terbebas dari ancaman gangguan kesehatan dan keamanan atau tenaga kerja tidak menderita penyakit akibat kerja dan tidak mendapat kecelakaan kerja.

G.      KEGIATAN-KEGIATAN HYGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA
1.         Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.
2.         Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja.
3.         Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktifitas tenaga kerja.
4.         Pemberantasan kelelahan tenaga kerja.
5.         Meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.
6.         Perlindungan masyarakat sekitar perusahaan dari bahaya-bahaya pencemaran yang berasal dari perusahaan.
7.         Perlindungan masyarakat luas dari bahya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk industri.
8.         Pemeliharaan dan peningkatan hygiene dan sanitasi perusahaan seperti kebersihan, pembuangan limbah, sumber air bersih dan sebagainya.

H.      LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT
Lingkungan pekerjaan yang memenuhi syarat kesehatan sangat didambakan oleh setiap pekerja, sehingga dapat merasakan kenyamanan dalam melakukan aktivitas kerja, hal ini penting untuk meningkatkan gairah dan semangat kerja, sehingga akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja. Lingkungan kerja yang sehat meliputi :
1.         Penerangan tempat bekerja
2.         Ventilasi udara yang cukup
3.         Penataan dan desaign tempat kerja yang baik
4.         Pengaturan suhu udara ruangan memenuhi standar
5.         Kamar mandi dan tempat pembuangan tinja yang memenuhi syarat
6.         Sumber air bersih yang memenuhi syarat
7.         Pembuangan air limbah atau mempunyai alat untuk memproses limbah yang dibuang
8.         Tempat pembuangan sampah khusus untuk bahan-bahan yang berbahaya
9.         Kantin pekerja yang memenuhi syarat
10.     Menyediakan ruang istirahat khusus dan tempat ibadah
11.     Menyediakan ruang ganti pakaian
12.     Memiliki ruang isolasi untuk bahan-bahan yang berbahaya atau mesin yang bersuara bising.

BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Perkembangan hygiene perusahaan atau industry di dunia dan di Indonesia tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya. Hygiene perusahaan atau industry merupakan usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau suatu upaya untuk mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan yang ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil-hasil produksi perusahaan.
Untuk mencapai tujuan dari hygiene perusahaan tersebut terlebih dahulu harus diketahui batasan atau ruang lingkup dan prinsip dasar dari hygiene perusahaan atau industry. Ruang lingkup hygiene perusahaan atau industry mencakup kegiatan mengantisipasi, mengenal, mengevaluasi, dan mengendalikan. Sedangkan prinsip dasar hygiene perusahaan atau industry mencakup pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja, penilaian atau evaluasi terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja, dan pengendalian terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja.
Penetapan tujuan tersebut tentunya telah melalui berbagai pertimbangan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pekerja, masyarakat sekitar, masyarakat umum (konsumen) terutama manfaat bagi kesehatan mereka dan bagaimana para pekerja dapat bekerja secara efektif dan efisien guna meningkatkan produktifitas kerja.

B.       SARAN
Diharapkan dengan penulisan makalah ini pembaca khususnya penulis dapat mengerti apa yang disampaikan dari makalah ini dan semoga dapat diaplikasikan melalui promkes atau penyuluhan sehingga dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan maupun pekerja perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta
http:///Kumpulan.Makalah.HIGIENE.PERUSAHAAN.html (diunduh pada tanggal 15 Maret 2013 pukul 12.30 WITA).
http:///KESEHATAN-DAN-KESELAMATAN-KERJA-DILINGKUNGAN-INDUSTRI. Gudangilmu.html (diunduh pada tanggal 15 Maret 2013 pukul 12.30 WITA).



Comments

Popular Posts