TEROR DI RUMAH KONTRAKAN

Saya ingin menceritakan sebuah cerita yang saya dapat dari teman sekolah saya, tapi sebelumnya saya akan menceritakan cerita ini dari sudut pandang orang pertama, langsung saja saya mulai menceritakannya.

Namaku Reno, Pada pertengahan tahun 2019 yang lalu baru saja aku mengubah status perkawinan melalui KUA, sebut saja Mila, istriku.

sejak kecil Mila sudah sering melihat sosok makluk ghaib yang entah kenapa bisa terjadi hingga detik ini, banyak yang beranggapan kalau mila mendapatkan titisan dari buyutnya dahulu.

Sebelumnya aku bekerja di salah satu vendor bengkel motor resmi di jawa timur, Namun dengan alasan tertentu, aku memutuskan untuk resign pada 30 desember 2019 dan menerima tawaran lowongan pekerjaan dari teman lamaku yang ada dijakarta.

Aku dan Mila harus segera pergi ke stasiun, keberangkatan kereta yang tertera pada tiket tertera pukul 15.00 WIB. “mila semua sudah masuk ke koper?” kataku, mila yang masih sibuk menata baju ke dalam koper berkata ”iya mas ini masih binggung mana saja yang harus dibawa lagi”,

“bawa secukupnya saja” kataku sembari tanganku masih mengikat tali sepatu yang kupakai.

Hari sudah sore Aku bersama dengan Mila sudah berada di Stasiun kereta api dan tepat pukul 15.00 wib kereta baru saja tiba, segera Aku dan Mila masuk ke dalam gerbong kereta sesuai dengan tempat duduk yang tertera pada tiket yang sebelumnya aku pesan melalui aplikasi KAI access.

Saat kereta baru saja berangkat, dibalik kaca jendela gerbong kereta, aku melihat sosok berjubah hitam dengan wajah yang samar sedang melambaikan tangannya di samping pintu keluar stasiun,

seketika itu aku tersentak kaget melihat sosok misterius itu, setelah sosok itu menghilang, segera aku berdo’a agar sosok itu bukan pertanda buruk untuk keluargaku.

Singkatnya, setelah tiba dijakarta pukul 4 pagi, aku menuju ke kontrakan baru yang sudah aku pesan melalui teman lamaku dengan menggunakan mobil online di area stasiun, dalam perjalanan aku baru menyadari sopir itu sesekali melirikku dari kaca spion tengah.

“ Dari jawa ya? “ kata sopir mobil online itu dengan suara yang terdengar sedikit serak. Aku mencoba untuk menghiraukannya, aku sudah cukup lelah untuk berbincang dengannya.

Tapi entah kenapa mobil yang aku tumpangi seperti sengaja digoyangkan dengan cara memainkan gas dan remnya. “iy iya pak dari jawa timur” jawabku dengan sedikit mual ingin muntah di dalam mobil itu.

saat itulah mobil perlahan keadaannya mulai stabil. Karena sikapnya yang aneh itu, aku memastikan tujuanku melalui aplikasi MAP dengan hp yang sudah aku pegang di genggamanku, terlihat mobil yang aku tumpangi,

tiba-tiba menyimpang dari jalur pada aplikasi MAP. “loh loh pak ini harusnya lurus?” ucapku dengan sedikit ngotot, “Diam, saya cari jalan tikus biar cepat sampai” kata sopir itu,

aku hanya bisa diam dengan masih melihat hp yang masih membuka aplikasi map yang masih berjalan. Istriku yang berada disampingku merasa takut, dirinya takut kalau ada kejadian diluar nalar terjadi di dalam mobil ini.

Saat arah MAP sudah terdeteksi sesuai dengan arah tujuannya, Hatiku sedikit merasa legah karena kendaraan yang aku tumpangi hampir sampai di alamat tujuanku, setelah mobil itu berhenti pada titik tujuanku,

aku segera turun dari mobil dan memberikan uang tunai sesuai jumlah yang ada diaplikasi, saat sopir itu menoleh kearahku,

aku dibuat kaget saat dirinya meneyeringai dengan kondisi wajah yang sedikit hancur dengan leher yang kondisinya sedikit lebam, bahkan tangannya terlihat melepuh seperti bekas tersiram cairan keras, tak hanya itu dia semakin melotot dan berkata “ CEPAAAT KELUAARRR” . aku dan istriku berteriak dan segera berlari menjauhi sopir gila yang ada di dalam mobil itu.

Terlihat gerbang kayu besar bertuliskan kontrakan Mawar, aku yang berada didepannya mencoba memanggil temanku, Namun tidak ada jawaban sedikitpun dari darinya, sesekali aku mengintip dari sela gerbang kayu itu , tidak ada siapapun disana hanya terlihat rumah-rumah kontrakan yang berdampingaan dengan masing-masing pintu rumahnya tertutup rapat. Tidak ada pilihan lain aku hanya bisa menunggu.

Sekali lagi aku Mencoba menghubungi untuk yang kedua kalinya melalui hp juga tidak ada jawaban darinya. Sesekali aku juga menoleh kesana kemari mencoba mencari seseorang yang mungkin saja bisa membantuku untuk sementara waktu,

Pandanganku teralihkan ke sebuah pos kamling tanpa penerangan yang tidak jauh dari tempatku berdiri saat itu, terlihat hanya cahaya lampu jalan yang sedikit menerangi pos kamling itu. Saat aku mendekatinya, entah kenapa pos ini tidak berfungsi layaknya pos kamling pada umumnya, bahkan tiang yang terbuat dari kayu itu hampir habis dimakan oleh rayap, tak hanya itu di berbagai sudut banyak sarang laba-laba dan kelelawar yang bergantungan. Tidak memperdulikan hal itu semua, aku dan istriku duduk selonjoran di dalam pos itu.

Belum sampai tertidur istriku berkata” Mas saya takut” , aku mencoba membujuknya kalau semuanya akan baik-baik saja, memang dasarnya mila orang yang sangat penakut dengan kegelapan. “tidak usah takut” ucapku , aku dan istriku mencoba sekali lagi untuk memejamkan mata di dalam pos ini, tapi sekali lagi belum sampai tertidur lelap, istriku berteriak kaget, dia berkata kalau ada sesuatu yang merayap di kakinya, mila dibuat  risih olehnya.

Saat itulah aku coba menyalakan senter dari hpku untuk memastikan apa yang ada disana, terlihat kelabang merah merayap kesana kemari, saat aku mencoba meaku dibuat tercenggang oleh puluhan kelabang yang lain merayap turun mendekatiku, sontak aku bersama istriku meronta ronta dan berteriak lalu berlari menjauh dari pos kamling itu.nyorotkan cahayaku ke arah atap pos.

Hari sudah pagi, aku dibangunkan oleh rama, teman yang aku cari sejak petang tadi, kejadian gila tadi membuat aku dan istriku tidur didepan gerbang seperti ini.

“Kamu kenapa tidur di sini” kata rama, seketika itu aku berdiri dan mengatakan “ anj**  dari kemren kamu dihubungi tidak bisa “ kataku, rama mengaku salah dirinya berkali-kali meminta maaf dengan berbagai alasan.

Memang Rama dari dulu anak yang munafik sehingga diriya tidak banyak memiliki sahabat bahkan teman sekalipun, Namun semua itu berbanding terbalik denganku.

Aku dan istriku dengan ditemani rama masuk ke halaman utama area kontrakan itu, rumah kontrakan yang aku sewa sudah dipesan ke pemiliknya melalui rama.

Wilayah Kontrakan ini memiliki lahan yang luas hingga terdapat 10 rumah kontrakan dan di setiap kontrakannya terdiri dari 3 petak, kelebihan kontrakan ini sudah dikelilingi tembok tinggi serta memiliki taman serta gazebo yang cukup luas.

Udaranya begitu sejuk karena masih banyak pohon-pohon yang ada di sekelilingnya. “ hari ini aku sial? “ucapku, “ sial bagaimana?” jawab rama dengan wajah yang masih terlihat mengantuk, “sopir mobil yang aku tumpangi tadi terlihat menakutkan, dia menyeringai dengan wajah yang sedikit hancur dan bahkan lehernya terlihat lebam, tangannya juga melepuh seperti tersiram cairan keras” kataku.

rama yang mendengarnya seenaknya berkata “jangan halu, tidak ada hantu di ibu kota seperti ini, mungkin fisiknya seperti itu, dan memilih pekerjaan sopir mobil online saat malam hari saja”.

aku hanya bisa mengganguk, karena perkataan rama sedikit masuk akal. “ satu lagi, saat kamu susah dihubungi, aku istrihat sejenak di poskamling ujung, disana suasananya sedikit mencenggangkan,

ditambah banyak hewan kelabang diamana-mana” ucapku, “ dimana ada poskamling?, 2 tahun yang lalu sudah tidak ada poskampling disini” kata dengan tegas.

Rama berangapan kalau aku mungkin saja terbawa suasana karena sudah cukup lelah. Tapi semuanya terasa janggal, aku benar-benar tidak sedang bermimpi waktu itu.

Rama terus berjalan mengantarkanku ke rumah kontrakan baruku sembari memberikan kunci yang sudah dia ambil dari ibu pemilik kontrakan, rama sendiri tinggal di rumah kontrakan yang letaknya berdampingan denganku,

namun bedanya tempat kontrakanku ini berada paling bawah, karena memang posisi tanah yang menjorok ke bawah membuat rumah kontrakan ini berbeda dengan yang lain,

yang lebih sialnya lagi rumah kontrakan baruku ini berhadapan dengan rumah kontrakan yang hanya diisi oleh banyak perabotan yang tidak terpakai, tempat itu memang diperuntukkan untuk gudang oleh pemilik ibu kontrakan.

“ rama, ini kenapa saya dapat kontrakan bawah, apa tidak ada yang lain atau cari tempat yang lain” ucapku, rama tersenyum sambil berkata” emang kenapa takut?, kontrakan disini sudah penuh hanya ini yang kosong,ditempat lain juga banyak yang sudah penuh, ada yang kosong itu pun harganya sangat mahal” . tak ada pilihan lain, aku baru saja sampai di kota perantauan, hanya ini pilihanku untuk memliliku tempat tinggal.

Hari sudah sore aku dan istriku baru saja selesai membersihkan rumah yang sudah saya kontrak ini, tidak ada yang aneh didalam rumah ini, cat dinding diseluruh ruangannya masih tampak bersih, walaupun ada sebagian atap plafon sudah terlihat rapuh.

“ mil kamu mandi sana, habis itu istirahat “ ucapku, “ iya mas “ jawab mila. Saat aku baru saja mamasang lampu teras depan rumah tiba-tiba saja aku mendengar teriakan mila didalam kamar mandi,

aku yang mendengarnya seketika berlari dan menghampirinya, Mila sudah duduk dan kesakitan, kakinya digigit oleh kelabang merah yang ada di dalam kamar mandi.

Kelabang ini lebih besar dari yang pernah saya lihat saat di poskamling saat itu, tubuhnya besar dan panjangnya sekitar 8cm.

Aku pun segera memukulnya dengan gagang sapu hingga hewan itu benar-benar tewas.

Aku segera mengobati luka gigitannya dan menyuruhnya untuk istirahat saja. “ apa ini pertanda ya mas?” ucap mila. Mencoba untuk tidak menakutinya aku alihkan pembicaraanku ke hal yang lainnya.

Hari sudah malam, aku baru saja sholat isya’ berjamaah. Di atas kasur mila berkata” mas saat aku mandi, aku juga mencium bau anyir dan seolah ada yang mengawasiku di dalam kamar mandi”,

“ mungkin karena bau dari kebun belakang punya orang yang masuk ke sela-sela jendela kamar mandi” ucapku,

sebelumnya aku sudah melihat sekeliling rumah ini , memastikan tidak ada yang mencurigakan dari lingkungan ini.

Keeosokan harinya, aku sudah siap untuk bekerja dengan rama membawa motor miliknya menuju ke kantor, letak kantornya sendiri tidak jauh dari rumah kontrakan, hanya saja karena daerah yang rawan macet, mengakibatkan banyak menyita waktu.

“ aku berangkat dulu ya mil, kalau takut nyalakan lampu di semua ruangan rumah” ucapku, dengan posisi duduk di jok belakang motor rama. Mila mengangguk mengerti.

saat aku baru saja keluar dari gerbang kontrakan, aku memastikan pos kamling  itu benar adanya, namun entah kenapa saat aku melewati jalan pos kamling itu , sudah berubah menjadi tumpukan material batu , pos kamling itu benar-benar tidak  ada wujudnya sedikitpun.

Sesampainya di kantor, aku sangat sibuk dengan urusan pekerjaanku saat itu, hingga aku harus lembur malam ini, Namun dilain hal aku juga memikirkan keadaan mila yang ada dirumah kontrakan itu,

saat itu lah aku mencoba menghubunginya dengan chating melalui whatapp untuk sekedar memastikan keadaannya sekarang, setelah mendapat balasan dari whatappnya aku cukup lega karena mila dalam keadaan baik-baik saja.

Setelah meyelesaikan pekerjaanku, aku segera kembali bersama rama. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, Untuk yang kedua kalinya aku mencoba untuk whatapp mila memastikan sekali lagi keadaan mila, namun kali ini tidak ada jawaban darinya,

aku perfikir mungkin saja mila sudah tertidur lelap diatas kasurnya. Sesampainya di rumah kontrakan aku mengetuk pintu, memangil mila dengan pelan, setelah hampir 3 kali aku mengetuk akhirnya dia membukakan pintunya,

“ astagfirulloh siapa kamu” ucap mila, entah kenapa dia terkejut melihat suaminya yang baru saja datang. “aku mil suami kamu, kamu kenapa?” ucapku dengan sedikit tegang dibuatnya.

Sekali lagi aku memastikan bahwa aku saat itu benar-benar adalah suaminya dengan mencoba memperlihatkan handphone milikku lalu memperlihatkan isi chating dengannya.

“te te terus si si siapa itu mas, tadi mas barusan datang dan tanpa basa-basi pergi ke kamar mandi” kata mila dengan perasaan yang takut. Aku dan mila seketika menuju ke arah kamar mandi dan memastikan siapa yang ada disana,

setelah pintu kamar mandi itu terbuka, tidak ada siapapun yang ada didalam sana. Perasaan takut yang aku rasakan benar-benar terjadi malam ini.

Keesokan harinya saat aku berangkat kerja seperti biasa bersama rama, di dalam perjalanan aku mencoba menanyakan tentang hal janggal yang terjadi pada rumah kontrakan itu,

rama yang masih memagang setir motornya sembari berkata “ gak apa-apa itu cuma pengenalan awal saja, yang penting harganya lebih murah kan?” ucapnya,

seolah rama tidak memperdulikan apa yang aku alami bersama istriku malam itu.

Hari sudah sore, untungnya hari itu aku pulang dengan cepat sebelum matahari  terbenam, mila kali ini juga merasa tenang karena dirinya tidak sendirian di dalam kontrakan ini.

Tidak ada yang mencurigakan saat waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Namun setelah aku sudah lelap dalam tidur tiba-tiba saja terdengar suara pukulan dari kaca jendela depan,

aku mencoba bangun dan memastikan apa yang sedang terjadi, saat aku baru saja mengintip dibalik pintu jendela rumahku, tiba-tiba saja listrik rumah kontrakan ini padam begitu saja,

aku mencoba meraih senter yang  kebetulan letakknya tidak jauh dari jendela itu, saat aku senter ke arah rumah kontrakan kosong itu, terlihat sosok wanita berpakaian batik belanda melotot ke arahku, sosok itu kondisinya begitu memprihatinkan, wajahnya pucat dengan kedua matanya berwana merah maroon, bahkan lehernya terikat oleh tali tampar berwarna putih yang mengeluarkan darah seger , sosok itu juga berulang kali mengedor jendela kaca. “ MAASS “ ucap mila di belakangku,

dia terbangun dan mencari keberadaanku. “ astagfirulloh “ ucapku sembari aku menghembuskan nafas panjang ke arahnya, entah suara gedoran kaca dan sosok yang menampakkan diri itu hilang seketika, “ada apa mass?”ucap Mila dengan masih penasaran apa yang aku lakukan, “tidak ada apa-apa mil?”  ucapku dengan masih menyenter kesana kemari memastikan sosok itu benar-benar sudah hilang dihadapanku. Segera aku menyelakan listrik dari mcb meteran, karena terlihat semua penghuni kontrakan lain masih dalam keadaan menyala.

Setelah itu aku mencoba tidur dan membicarakan semua kepada Mila agar dirinya bisa lebih waspada dengan keadaan ini. Keesokan harinya, sepulang dari bekerja, Mila bercerita saat dirinya berjalan untuk belanja sayur, tiba saja seorang ibu-ibu dari salah satu penghuni rumah kontrakan berkata kalau rumah hunian yang mila huni sebenarnya adalah tempat gudang & sudah lama tidak dihuni oleh manusia,

bahkan beliau berpesan untuk berhati hati jika dirumah sendirian, dirinya juga sering mendengar suara-suara aneh saat malam hari. Saat itulah mila mendadak ingin pindah dari rumah kontrakan ini, dia takut kejadian yang sudah terjadi terulang kembali. Keesokan paginya aku mencoba membicarakan ini dengan rama, dengan harapan agar bisa membantuku dalam situasi seperti ini. “ mau gimana lagi, tunggu satu bulan sampai habis massa kontrakan saja, baru nanti pindah” ucap rama dengan enaknya dia berkata seperti itu. Tak banyak bicara aku segera menemui ibu pemilik kontrakan ini, sesampainya dirumah pemilik kontrakan itu, aku mencoba membicarakannya dengan baik-baik, membenarkan jika rumah kontrakan yang aku huni adalah bekas gudang dan sudah lama tidak dihuni oleh manusia.

Ibu pemilik kontrakan tidak bisa mengelak dirinya membenarkan hal itu, yang lebih parahnya lagi rama dengan sengaja mencarikan rumah kontrakan itu karena dirinya mendapatkan komisi dari pemilik rumah kontrakan itu.

Saat itu juga aku memutuskan untuk resign dan membereskan semua barangku kedalam koper untuk segera kembali kampung halamanku. Rama berulang kali meneleponku,

bahkan dirinya meminta maaf di dalam chat whatapp di hpku, kali ini Rama benar-benar membuatku kecewa dan bahkan hampir saja istriku menjadi korban dari sosok gila yang ada di rumah kontrakan itu.

Sesampainya di stasiun tempatku tinggal, aku dikejutkan dengan sosok misterius itu, kali ini dirinya seolah menyambut kedatanganku di kota ini, aku dan istriku yang melihatnya segera berlari menjauhi sosok aneh itu.

Tamat, Terima kasih.

link cerita asli 

Comments

Popular Posts