LAPORAN PENDAHULUAN INFERTILITAS
a. Pengertian
Pengertian
secara klinis
Infertilitas adalah
kelainan pada sistem reproduksi
didefinisikan sebagai kegagalan untuk
mencapai kehamilan klinis setelah 12 bulan atau lebih setelah
berhubungan
seks tanpa kondom atau alat
kontrasepsi lainnya (WHO-ICMART,
2000).
Pengertian
secara demografi
Infertilitas
adalah suatu keadaan dimana pasangan suami istri memiliki ketidakmampuan
mereka dalam usia reproduktif (15-49 tahun) untuk menjadi atau tetap hamil
dalam waktu lima tahun dari paparan kehamilan. (DHS3)
Infertilitas
adalah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada pasangan yang telah lama
melakukan senggama secara teratur (Depkes RI, 2002).
Infertilitas
(pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu
tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi,
tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).
Secara ringkas
infertilitas atau kemandulan adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri
tidak mampu menghasilkan konsepsi untuk memperoleh anak meskipun sudah
melakukan hubungan seksual tanpa adanya alat kontrasepsi selama kurun waktu 12
bulan.
b.
Klasifikasi
1.
Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil
hamil walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan
selama 12 bulan berturut-turut.
2.
Infertilitas sekunder yaitu Disebut infertilitas
sekunder jika perempuan pernah
hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun bersenggama
teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut- turut.
3.
Infertilitas yang disengaja yaitu jika pasangan suami
dan istri selama 12 bulan berturut-turut secara sengaja menghindari terjadinya
konsepsi dan implantasi sel sperma dengan sel ovum dengan cara-cara mekanis
seperti coitus interuptus, kondom dan sterilisasi.
4.
Infertilitas yang tidak disengaja yaitu jika pasangan
suami istri secara sengaja melakukan hubungan seksual atau senggama secara
intim dan teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan tanpa menghindari
terjadinya konsepsi atau implantasi selama 12 bulan berturut-turut namun belum
mendapatkan kehamilan karena adanya gangguan-gangguan sistim reproduksi seperti
gangguan spermatogenesis dan gangguan ovulasi.
b. Penyebab
Penyebab
infertilitas dapat berasal dari pihak istri maupun suami atau kedua-duanya.
Kurang lebih 50% infertilitas disebabkan dari pihak istri, 40% dari pihak suami
dan 10% tidak terjelaskan (infertilitas
idiopatik). Penyebab infertilitas dari pihak istri biasanya adalah :
Tuba Falloppii tidak normal, ovulasi tidak normal, adanya endometriosis,
organ-organ reproduksi tidak normal (vagina,
serviks, korpus atau endometrium ), masalah imunologi dan psikologi. Sedangkan
penyebab pada pihak suami biasanya adalah jumlah dan mutu sperma yang tidak
normal serta masalah psikologi. Infertilitas dapat juga disebabkan oleh :
1. Penyebab
Infertilitas pada perempuan (Istri)
:
Faktor penyakit
a.
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di
lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat
lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan
myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung
telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit
endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat
haid dan berhubungan intim, serta -tentu saja-infertilitas.
b.
Infeksi Panggul adalah suatu kumpulan
penyakit pada saluran reproduksi wanita bagian atas, meliputi radang pada
rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul. Gejala umum infeksi
panggul adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri),
nyeri pada awal haid, mual, nyeri saat berkemih, demam, dan keputihan dengan
cairan yang kental atau berbau. Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan
seksual, aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan pemasangan AKDR
(alat kontrasepsi dalam rahim, misalnya: spiral).
c.
Mioma Uteria dalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot
yang ada di rahim. Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan
luar, lapisan tengah, atau lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang
sering menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri yang terletak di lapisan
dalam (lapisan endometrium). Mioma uteri biasanya tidak bergejala. Mioma aktif
saat wanita dalam usia reproduksi sehingga -saat menopause- mioma uteri akan
mengecil atau sembuh.
d.
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya
diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi
rahim. Polip dapat menjulur keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan
sperma-sel telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin akan
susah tumbuh.
e.
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput
(membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh
manusia.Terdapat berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda
terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak
semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk
tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas
adalah sindrom ovarium polikistik. Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak
haid), hirsutism (pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi
normal maupun tidak normal), obesitas, infertilitas, dan pembesaran indung
telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya hormon yang mempengaruhi
reproduksi wanita.
f.
Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu
dengan sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi
kehamilan. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui saluran telur yang
tersumbat adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy), yaitu semacam
pemeriksaan röntgen (sinar X) untuk melihat rahim dan saluran telur.
g.
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan
infertilitas yang umumnya merupakan manifestasi dari gangguan proses pelepasan
sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen penyebab gangguan ovulasi adalah
sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan
gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan
jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila haid pada seorang
wanita terjadi di luar itu semua, maka sebaiknya beliau memeriksakan diri ke
dokter.
Faktor fungsional
a.
Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai
kelainan bawaan (immunologis)
Apabila embrio
memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi
sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus
spontan pada wanita hamil.
b.
Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi).Ovulasi atau proses
pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal.
Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu
penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik
disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen
yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam
darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak
bisa berkembang dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan
terganggu.
c. Gangguan pada leher rahim,
uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia.Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia.Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
d. Gangguan implantasi hasil
konsepsi dalam Rahim.Setelah sel telur dibuahi
oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi
proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar
hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal
ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak
dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.
2.
Penyebab pada laki-laki (suami).
a. Kelainan
pada alat kelamin seperti hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya
abnormal, antara lain pada permukaan testis, ejakulasi retrograd yaitu
ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih, varikokel yaitu suatu
keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu besar, sehingga jumlah
dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi kemampuannya
untuk menimbulkan kehamilan, testis tidak turun dapat terjadi karena testis
atrofi sehingga tidak turun
b. Kegagalan
fungsional seperti kemampuan ereksi kurang, kelainan pada pembentukan
spermatozoa, gangguan pada sperma, gangguan di daerah sebelum testis
(pretesticular), gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis
yang bertugas mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kedua hormon tersebut
mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormon testosteron, akibatnya produksi
sperma dapat terganggu serta mempengaruhi spermatogenesis dan keabnormalan
semen Terapi yang bisa dilakukan untuk peningkatan testosterone adalah dengan
terapi hormone, gangguan di daerah testis (testicular). Kerja testis dapat terganggu bila terkena
trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama
pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma menjadi
terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai “pabrik” sperma membutuhkan
suhu yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C, sedangkan suhu
tubuh normal 36,5–37,5 °C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 2–3 °C saja,
proses pembentukan sperma dapat terganggu, gangguan di daerah setelah testis
(posttesticular). Gangguan
terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan lancar,
biasanya karena salurannya buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir,
terkena infeksi penyakit -seperti tuberkulosis (Tb)-, serta vasektomi yang
memang disengaja, tidak adanya semen. Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju
vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi).
Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau kecelakaan yang mempengaruhi
tulang belakang, kurangnya hormon testosterone. Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis dalam
memproduksi sperma.
3. Penyebab
pada suami dan istri
1. Gangguan pada hubungan
seksual.Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan
penetrasi tak sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus,
kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti hipospadia, epispadia,
penyakit Peyronie.
2.
Faktor psikologis antara kedua pasangan (suami dan
istri) seperti : masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil, masalah
dalam pendidikan, emosi karena didahului orang lain hamil.
4.
Diagnosa
banding
Endometriosis adalah pertumbuhan kelenjar endometrium dan stroma yang
berasal dari Rahim. Endometrium adalah lapisan yang terdapat pada rahim. Apabila
seorang wanita tidak hamil, lapisan tersebut tumbuh dan kemudian meluruh setiap
bulannya, hal ini disebut menstruasi. Pada endometriosis, lapisan yang
menyerupai endometrium tumbuh dan ditemukan di luar rahim. Lapisan endometrium
yang terdapat di luar rahim juga berespon terhadap siklus menstruasi, sama
seperti lapisan endometrium di dalam rahim dimana pada menstruasi, lapisan
endometrium akan meluruh dan berdarah, baik lapisan yang terdapat di dalam
maupun luar rahim. Bagaimanapun juga lapisan endometrium yang berada di luar
rahim tidak memiliki jalan keluar untuk perdarahan yang dialaminya setiap bulan
sehingga lapisa disekitarnya akan meradang dan membengkak. Endometriosis sering
ditemukan di indung telur, saluran tuba, daerah antara vagina dan rektum, dan
di rongga panggul. Namun endometriosis dapat ditemukan di seluruh bagian tubuh
seorang wanita seperti di paru-paru yang dapat menyebabkan batuk darah dan
sesak napas. Pada umumnya wanita dengan endometriosis tidak memiliki gejala.
Gejala pada umumnya terjadi ketika menstruasi dan bertambah hebat setiap
tahunnya karena pembesaran daerah endometriosis. Gejala yang paling sering
terjadi adalah nyeri panggul, dismenorea (nyeri ketika menstruasi), dispareunia
(nyeri ketika senggama), dan infertilitas (gangguan kesuburan, tidak dapat
memiliki anak). Nyeri yang terjadi tidak berkaitan dengan besarnya
endometriosis.
5. Tanda
dan Gejala yang mungkin muncul pada Infertilitas
Bagi Wanita
Terjadi kelainan system endokrin seperti
hipotiroidispe dan hipertiroidisme, Hipomenore dan amenore, Diikuti dengan
perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan masalah pada aksis
ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetic, Wanita dengan sindrom
turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak berkembang,dan gonatnya
abnormal, Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat
infeksi, adhesi, atau tumor, Traktus reproduksi internal yang abnormal, tidak
menunjukkan gejala kehamilan setelah 12 bulan berturut-turut melakukan hubungan
seksual secara teratur dengan pasangan.
Bagi Pria
Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan
reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi), Status gizi dan
nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin yang digunakan dalam
pembentukan sperma, riwayat infeksi genitorurinaria, impotensi, ejakulasi retrograt,
Hypo/epispadia, Mikropenis, Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam
liat paha, Gangguan spermatogenesis (kelainan jumlah, bentuk dan motilitas
sperma), Hernia scrotalis, Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis), Abnormalitas
cairan semen.
6.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan infertilitas harus selalu
dimulai dengan pertanyaan mengenai kesehatan. Umumnya dan cara hidup mereka dan
riwayat medis yang seksama harus ditanyakan dengan jelas apakah mereka telah
benar-benar menjalani pernikahan secara benar, dan telah aktif dalam kehidupan
seksualnya. Apabila ada masalah seksual, maka dinasehatkan untuk melakukan
konseling psikoseksual dan pendidikan. Pasangan tersebut sebaiknya dirujuk ke
klinik yang sesuai (Naylor, 2005).
Syarat-syarat
Pemeriksaan
Setiap pasangan infertil harus
diperlakukan sebagai suatu kesatuan. Itu berarti kalau istri saja dapat
diperiksa sedangkan suaminya tidak mau diperiksa. Adapun syarat-syaratnya
pemeriksaan pasangan infertil adalah sebagai berikut :
a. Istri
yang berumur 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk mendapatkan
anak selama 12 bulan. Pemeriskaan dapat dilakukan lebih dini apabila :
a. Pernah
mengalami keguguran berulang
b. Mengidap
kelainan endokrin
c. Pernah
mengalami peradangan rongga panggul atau rongga perut
d. Pernah
mengalami bedah kandungan
b. Istri
yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama
pasangan itu datang kedokter.
c. Istri
pasangan infirtil yang berumut antara 36-30tahun hanya dilakukan pemeriksaan
infertil kalau belum mempunyai anak dari perkawinan ini.
d. Pemeriksaan
infirtilitas tidak dilakukan pada pasangan infirtil yang salah satu anggota pasangannya mengidap
penyakit yang dapat membahaya-kan kesehatan istri atau anaknya.
a. Pemeriksaan
khusus suami : semen analisa (faktor sperma)
b. Pemeriksaan
khusus istri : faktor ovarium, faktor tuba, faktor uterus, dan faktor serviks.
2.
Riwayat terdahulu
a. Pertumbuhan
badan, termasuk stigma endokrin.
b. Penyakit
TBC, endometrosis dan tumor.
c. Operasi
: trauma di daerah pelvis mis: apendikstome.
d. Perkawinan
yang lalu : fertil dan infertil.
e. Obstetri
: kehamilan, persalinan dan komplikasinya.
f. Ginekologi
: haid, keputihan
g. Pemeriksaan
infertilitas sebelumnya.
3.
Riwayat sekarang
a. Lama
infertilitas
|
:
|
Pemakaian
kontrasepsi dan lamanya usaha untuk hamil.
|
b.
Kehidupan seks
|
:
|
Libido,
frekuensi dan teknik coitus dan kebiasaan pasca coitus.
|
c.
Psikosomatik
|
:
|
Umum
dan khusus terhadap infertilitas (Rabet, 2003).
|
|
7.
Penatalaksanaan
a)
Wanita
1)
Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks
puncak dan waktu yang tepat untuk coital
2)
Pemberian terapi obat, seperti;
a.
Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh
supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
b.
Terapi penggantian hormon
c.
Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
d.
Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan
penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
3)
GIFT ( gemete
intrafallopian transfer )
4)
Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak
secara luas
5)
Pengangkatan tumor atau fibroid
6)
Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau
kemoterapi
b)
Pria
1)
Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi
autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
2)
Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi
kejantanan
3)
Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus
4)
Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
5)
Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,
perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
6)
Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang
mengandung spermatisida
BAB III
Pengkajian
- Data Demografis meliputi :
identitas klien termasuk data etnis, budaya dan agama
- Riwayat Kesehatan Dahulu
1.
Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan
reproduksi di rumah
2.
Riwayat infeksi genitorurinaria
3.
Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme
4.
Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama
5.
Tumor hipofisis atau prolaktinoma
6.
Riwayat penyakit menular seksual
7.
Riwayat kista
c. Riwayat Kesehatan
Sekarang
1.
Endometriosis dan endometrits
2.
Vaginismus (kejang pada otot vagina)
3.
Gangguan ovulasi
4.
Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
5.
Autoimun
d. Riwayat Kesehatan
Keluarga meliputi riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
- Riwayat Obstetri
1. Tidak hamil dan
melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
2. Mengalami aborsi
berulang
3. Sudah pernah
melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
Pria
a.
Riwayat Kesehatan Dahulu meliputi : riwayat terpajan benda –
benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik,
alkohol, infeksi)
b.
Riwayat infeksi genitorurinaria, Hipertiroidisme dan hipotiroid,
Tumor hipofisis atau Prolactinoma
c.
Riwayat trauma, kecelakan sehinga testis rusak
d.
Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
e.
Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi
contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran kemih
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1)
Disfungsi ereksi berat
2)
Ejakulasi retrograt
3)
Hypo/epispadia
4)
Mikropenis
5)
Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha)
6)
Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
7)
Saluran sperma yang tersumbat
8)
Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
9)
Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
10) Abnormalitas
cairan semen
c.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
3.
Pemeriksaan penunjang
a.
Wanita
1)
Deteksi Ovulasi
2)
Analisa hormon
3)
Sitologi vagina
4)
Uji pasca senggama
5)
Biopsy endometrium terjadwal
6)
Histerosalpinografi
7)
Laparoskopi
8)
Pemeriksaan pelvis ultrasound
b. Pria
Analisa Semen:
Parameter
1) Warna
Putih keruh
2) Bau
Bunga akasia
3) PH 7,2 -
7,8
4) Volume 2
- 5 ml
5) Viskositas
1,6 – 6,6 centipose
6) Jumlah
sperma 20 juta / ml
7) Sperma
motil > 50%
8) Bentuk
normal > 60%
9) Kecepatan
gerak sperma 0,18-1,2 detik
10) Persentase
gerak sperma motil > 60%
11) Aglutinasi
Tidak ada
12) Sel – sel
Sedikit,tidak ada
13) Uji fruktosa
150-650 mg/dl
14) Pemeriksaan
endokrin
15) USG
16) Biopsi
testis
17) Uji
penetrasi sperma
18) Uji hemizona
Penyusunan Kebutuhan Belajar pada Infertilitas dari perawat untuk pasangan suami istri dengan
infertilitas
1. Memberikan
bimbingan konseling kepada suami dan istri terhadap kebingungan dalam
menghadapi masalah kesehatan reproduksi khususnya infertilitas
2. Memberikan
pendidikan kesehatan reproduksi terhadap pasangan suami dan istri mengenai
infertilitas
3. Memberikan
pengetahuan terhadap penatalaksanaan pada infertilitas
4. Memberikan
penguatan emosional dan spiritual kepada pasangan infertilitas secara berkesinambungan
5. Pasangan
suami istri perlu belajar mengenai cara teknik dalam menghadapi masalah
keluarga terkait dengan infertilitas
6. Pasangan
suami istri perlu belajar mengenai kesehatan reproduksi bagi dirinya dan
pasangannya
8.
Diagnosa dan intervensi
keperawatan
1)
Ansietas berhubungan
dengan ancaman
pada status kesehatan, fungsi peran, dan konsep diri
NOC : Anxiety control
NIC :
1.1. Gunakan pendekatan yang menyenangkan
1.2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang di
rasakan selama prosedur
1.3. Bantu pasien untuk mengenal situasi ayng
meimbulkan kecemasan
1.4. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan
, ketakutan , persepsi
1.5. Instruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi
2) Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fungsional
NOC :
Body image, disiturbed
Coping, ineffective
NIC :
1.1
menggunakan proses pertolongan interaktif yang berfokus
pada kebutuhan masalah, atau perasaan pasien dan orang terdekat untuk
meningkatkan atau mendukung koping, pemecahan masalah
NIC :
2.1
tunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampun pasien
untuk menguasai situasi
2.2
ajarkan keterampilan prilaku yang positif melalui bermain
peran, model dan diskusi
2.3
buat statement positive terhadap pasien
3) Gangguan rasa nyaman b/d gejla terkait
penyakit
NOC : anxiety
NOC : anxiety
Fear
leavel
NIC : anxiety Reduction
1.1.
Gunakan pendekatan yang menyenangkan
1.2.
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
takut
1.3.
Identifikasi tingkat kenyamanan
1.4.
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
1.5.
Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
4)
Resiko ketidakberdayaan b/d infertilitas
NOC : self esteem situational low
NOC : self esteem situational low
life sttyle , sedentary
NIC :
NIC :
1.1 Bantu pasien untuk menidentifikasi
faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakberdayaan
1.2
Diskusikan dengan pasien tentang pilihan yang relistis
dalam perawatan
1.3
libatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang
perawatan
1.4
beri penjelasan kepada pasien tentang proses penyakit
NIC :
2.1 Tunjukkan rasa percaya diri terhadap
kemampuan pasien untuk mengatasi situasi
2.2
Dorong pasien mengidentifikasi kekuatan dirinya
2.3
Monitor frekuensi komunikasi verbal pasien yang negative
5)
Ketidakefektifan koping b/d gangguan dalam pola
melepaskan tekanan
NOC : Decision making
Role
inhasment
NIC :
1.1
menginformasikan pasien alternatif atau solusi lain
penanganan
1.2
memfalisitasi pasien untuk membuat keputusan
1.3
bantu pasien untuk mengidentifikasi keuntungan,kerugian
dari keadaan
NIC :
2.1 Bantu pasien untuk ideikasi bermacam-macam nilai kehidupan
2.2 Bantu pasien identifikasi strategi
positife untuk mengatur pola nilai yang dimiliki
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Infertilitas
di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah
1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung atau suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak
menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup. Dan klasifikasi dari infertilitas ada dua yaitu primer dan sekunder.
Penyebab dari infertilitas ini bisa dipandang dari pihak perempuan dal
laki-lakinya. Jika dari wanita bisa dilihat dari faktor penyakit dan
fungsional. Sedangkan dari segi laki-laki bisa dilihat dari kelainan alat
kelamin dan kegagalan fungsional. Akan tetapi bisa dilihat juga penyebabnya
dari pasangan suami istri tersebut misalnya gangguan pada hubungan seksual dan
psikologisnya.
B.
Saran
Apabila ada pasangan suami
istri yang sudah lama menikah dan lama belum mempunyai anak maka bisa langsung
konsultasi atau periksa ke dokter ahli untuk segera mengetahui penyebabnya.
Karena jika sudah melakukan usaha terus-menerus tapi tidak ada hasilnya, pasti
terjadi infertilitas yang bisa disebabkan dari pihak laki-laki, perempuan atau
hubungan dari kedua pasangan suami istri tersebut.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Demartoto,
Argyo. 2008. Dampak Infertilitas terhadap Perkawinan. Tesis (tidak
diterbitkan). Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3
Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius
NANDA., 2013. Diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta: Prima Medika.
, 2008, Diagnosa Nanda NIC & NOC, Jilid 2 , Jakarta: Prima Medika.
Comments