Bagaimana Cara mengatasi Speech Delay pada anak ? Pengalaman pribadi , Anakku umur 4 tahun belum bisa bicara 1 kata pun !
lagi dan lagi ,
saya ingin menceritakan tentang Pengalaman yang mudah-mudahan bisa membantu para mom & dad,
Perkenalkan mom ,
Saya Seorang Ibu dengan 1 putra, saya sering menyebut putra saya dengan sebutan Abang.
Saya Juga seorang wanita pekerja yang bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, yang artinya si abang dari umur 2 bulan sudah saya titipkan pengasuh.
Sebuah kesalahan saya dan ayah abang , mendapat pengasuh yang tidak sering Tummy time, dan tidak saya tegur, karena saya pun tidak rajin membaca untuk pertumbuhan anak saya (saya salah T.T).
pada dasarnya abang tumbuh menjadi anak yang sehat dan jarang sakit. pada umur 6 bulan abang Diperkenalkan MPASI, dan ekspektasi saya terhdap abang adalah senang dan akan makan apa saja, tapi semuanya tidak sama, makanan apapun yang abang makan selalu dilepeh dan berakhir dengan tangisan yang menjerit, dan saya membantu abang makan dengan bantuan youtube ( kesalahan lain saya ) .
Abang juga tidak melewati masa merangkak yang ternyata merupakan pondasi tumbuh kembang seorang anak.
waktu itu saya ingat corona mulai berkembang 1 tahun di Indonesia, saya dan ayah abang membawa abang vaksin di salah satau RS swasta .
Kebetulan dokter anak langganan abang ini tipikal dokter yang sangat perhatian, ditanya banyak hal sampai pada hal komunikasi,
saat itu abang sudah hampir 2 tahun , dan dokter anak kaget krena sampai umur 2 tahun abang belum bisa memanggil mama papa atau pun kata-kata lain .
dokter lalu bilang bahwa ini hal yang serius dan harus segera dilakukan pemeriksaan lanjutan, lalu dilakukan pemeriksaan ke berbagai poli, dari poli THT, Tumbuh kembang , dan Poli rehab medik.
waktu itu saya cukup kaget karena memang saya kira siabang baik baik saja, krena makanannya sudah mulai membaik dan jarang sakit. saya sering dengar omongan dari ibu dan mertua sya bahwa anak akan ada masanya bicara dan itu wajar. ternyata semuanya salah , salah dan salah .
saya diskusi dengan ayah abang, mertua dan ibu saya, dan kami mengambil keputusan untuk menyekolahkan abang di PAUD , karena banyak anak-anak yang mau bicara setelah di sekolahkan .
tapi setelah 1 tahun abang disekolahkan abang tetap tidak menunjukkan perkembangan yang baik.
Akhirnya saya pun membawa abang ke RS swasta untuk dilakukan terapi .
Awal abang dilakukan pemeriksaan dr anak, kemudian dirujuk ke dr terapi rehab medik, saat dilakukan wawancara dr rehab medis menjelaskan abang hanya perlu terapi wicara saja . sehingga dilakukan terapi wicara .
sayangnya terapi ini dilakukan 1x seminggu dimana jika rujukan habis harus mengulang dari awal. menunggu antrian dr rehab medis juga bisa sampai 2 minggu ,
saat dilakukan terapi orang tua tidak diperbolehkan masuk , hanya terapis dan anak .
saat dilakukan konsultasi terapi dengan orang tua, terapi menjelaskan apa yang dilakukan dengan anak tadi, dan tidak dijelaskan PR apa yang dilakukan dirumah .
setelah kurang dari 1 tahun saya tidak merasa bahwa ada perubahan yang baik juga untuk abang, tidak ada kata yang keluar sama sekali. saya putus asa, saya sangat merasa menyesal karena sangat lambat memberikan terapi untuk abang.
saya ingat bahwa pada saat itu kepala sekolah abang bilang, "mama ... lebih baik abang di bawa ke klinik terapi , sebelum benar-benar terlambat, karena abang sudah hampir 4 tahun dan tidak mau bermain atau bersosialisi disekolahan sehingga kosakatanya pun tidak keluar, dan saya menyarankan klinik dekat sini, cuma ya swasta mama ,,, jadi harus keluar sedikit biaya ...
begitu bilang beliau ,
tiba-tiba saat saya menuju kantor suami saya yang baru saya melihat salah satu terapi swasta, dan iseng menyuruh suami saya untuk main-main kesitu dan bertanya ,
ternyata terapi disitu memang terapi khusus anak-anak dengan tumbuh kembang yang bermasalah , salah satunya spech delay,
abang kemudian mendaftar dari bulan oktober , dan kemudian dibulan november 23, klinik bertanya apakah mau untuk evaluasi terlebih dahulu "terapi okupasi", untuk melihat apakah perkembangan fisik maupun kognitif abang bermasalah, dan saya mengiyakan ,
saat evaluasi, saya benar-benar merasa sedih karena semua yang diarahkan terapis abang tidak bisa melakukan , dari arahan lompat kaki, bermain kubus dan lain-lain. sehingga diarahkan terapis okupasinya untuk terapi okupasi, namun karena lagi-lagi full maka abang hanya mendapat jatah terapi okupasi 1x seminggu saja di hari sabtu,
abang mulai terapi diawal November 22 , diawal terapi selama 45 menit abang tidak berhenti menangis, anehnya diklinik ini untuk terapi okupasi orang tua di arahkan untuk didalam ruangan menemani anak, tujuannya agar orang tua tau apa yang harus dilakukan dirumah , orang tua yang mendampingi juga tidak diperbolehkan melakukan sesuatu saat anak menangis karena terapi ,
saat minggu ketiga baru tangisan abang mulai berkurang dan mulai terbiasa,
dirumah pun saat malam hari saya selalu melakukan apa yang dilakukan terapis , karena merupakan PR untuk orang tua dirumah , saya ingat terapi pertama yang dilakukan ada menjelujur, bermain bola ( seperti yoga ) , bermain kubus , dan berjalan zigzag , dan terapi lainnya juga dilakukan bertahap di minggu berikutnya ,
januari 2023
bulan abang berumur 4 tahun , tiba-tiba mengulang apa yang saya katakan , walaupun hanya belakangnya saja , saya ingat abang mengulang kata kereta api dengan kata "pi "pi "
padahal sebelumnya tidak ada kata yang keluar sama sekali ,
lalu saya coba kata yang lain dan abang beberapa mau mengulang , saya kaget bukan main ,
3 hari kemudian saat terapi okupasi, terapisnya abang mengajak berdoa , abang mengikuti kata demi kata dari terapisnya, terapisnya juga kaget dan menanyakan kapan mulai mengcopy kata-kata tersebut, saya bilang 3 hari yang lalu ,
masya Allah terapisnya pun ikut senang dan bilang ini awal yang sangat baik,
selang seminggu, saya ditelpon admin dari klinik dan ada slot untuk terapi wicara di jam 8 pagi dan saya mengiyakan , saat dilakukan evaluasi pertama , terapis wicaranya menjelaskan banyak hal, dan abang kemudian di jadwalkan terapi 3x seminggu , senin, rabu dan jumat, dan terapi okupasi 1x seminggu,
saya diberikan buku yang menjadi evaluasi abang untuk diisi dirumah ,
dan dijelaskan bahwa abang harus puasa makan gula, dan beberapa makanan lain , yang bertujuan untuk membantu abang fokus dalam terapi
alhamdulillah maret 2023 , abang mulai jelas mengeluarkan kata demi kata ,
saat bulan april idul fitri saya cuti 2 minggu dan mengajak abang mengunjungi sanak saudara, sepulangnya dari liburan abang kembali terapi , dan terapisnya menjelaskan abang banyak sekali perubahannya karena sepertinya banyak bertemu orang dan berkomunikasi dengan sanak keluarga ,
sampai tulisan ini dibuat bulan agustus 23 , abang sudah bisa berkomunikasi dengan baik dan masih menjalani terapi diklinik tersebut , karena masih memiliki tumbuh kembang yang harus dikejar ,
Comments